Selasa, 29 Oktober 2013

Imam Abu Hanifah Dan Orang Yahudi

Dialog Abu Hanifah Dengan Ilmuan KafirTentang Ketuhanan
Imam Abu Hanifah pernah bercerita: Ada seorang ilmuwan besar, Atheis dari kalangan bangsa Romawi,
tapi ia orang kafir. Ulama-ulama Islam membiarkan saja, kecuali seorang, yaitu Hammad guru Abu Hanifah,oleh karena itu dia segan bila bertemu dengannya.Pada suatu hari, manusia berkumpul dimasjid, orang kafir itu naik mimbar dan maumengadakan tukar pikiran dengan siapa saja.Dia berniat akan menyerang ulama-ulamaIslam. Di antara barisan jamaah masjid bangunlah seorang laki-laki muda, dia adalah Abu Hanifah.
Ketika sudah mendekat ke depan mimbar,Abu hanifah duduk di lantai lalu dia berkata:"Inilah saya, hendak tukar pikiran dengantuan".Mata Abu Hanifah berusaha untuk menguasai suasana, namun dia tetap merendahkan dirikarena usia mudanya.Kemudian Abu Hanifah berkata: "Katakan pendapat tuan!".Ilmuwan kafir itu heran akan keberanian AbuHanifah, lalu ilmuwan tersebut bertanya kepadanya
:Atheis: Pada tahun berapakah Rabbmu dilahirkan?
Abu Hanifah: Allah berfirman: "Dia (Allah)tidak dilahirkan dan tidak pula melahirkan"
Atheis: Masuk akalkah bila dikatakan bahwaAllah itu ada pertama kali sebelum adanya sesuatu apapun?, Pada tahun berapa Dia ada?
Abu Hanifah: Dia berada sebelum adanya sesuatu.
Atheis: Kami mohon diberikan contoh yang lebih jelas dari kenyataan!
Abu Hanifah: Tahukah tuan tentang perhitungan?
Atheis: Ya.Abu Hanifah: Angka berapa sebelum angkasatu?
Atheis: Tidak ada angka (nol).
Abu Hanifah: Kalau sebelum angka satu saja tidak ada angka lain yang mendahuluinya,kenapa tuan heran kalau sebelum Allah Yang Maha Satu yang hakiki tidak ada yang mendahuluinya?
Atheis: Dimanakah Rabbmu berada sekarang?, Sesuatu yang ada pasti ada tempatnya.
Abu Hanifah: Tahukah tuan bagaimana bentuk susu?, Apakah di dalam susu itu adakeju?
Atheis: Ya, sudah tentu.
Abu Hanifah: Tolong perlihatkan kepadaku dimana, di bagian manakah letak keju itusekarang?
Atheis: Tak ada tempat yang khusus. Keju itu menyeluruh meliputi dan bercampur dengan susu diseluruh bagian.
Abu Hanifah: Kalau keju makhluk itu tidak ada tempat khusus dalam susu tersebut, apakah layak tuan meminta kepadaku untuk menetapkan tempat bagi Allah Ta'ala?, Dia tidak bertempat dan tidak ditempatkan!
Atheis: Tunjukkan kepada kami zat Rabbmu,apakah ia benda padat seperti besi, atau benda cair seperti air, atau menguap sepertigas?
Abu Hanifah: Pernahkan tuan mendampingi orang sakit yang akan meninggal?
Atheis: Ya, pernah.
Abu Hanifah: Bermula ia berbicara dengan tuan dan menggerak-gerakan anggota tubuhnya. Lalu tiba-tiba diam tak bergerak,apa yang menimbulkan perubahan itu?
Atheis: Karena ruhnya telah meninggalkan tubuhnya.
Abu Hanifah: Apakah waktu keluarnya ruh itu tuan masih ada disana?
Atheis: Ya, masih ada.
Abu Hanifah: Ceritakanlah kepadaku, apakah ruhnya itu benda padat seperti besi, atau cair seperti air atau menguap seprti gas?
Atheis: Entahlah, kami tidak tahu.
Abu Hanifah: Kalau tuan tidak bisa mengetahui bagaimana zat maupun bentuk ruh yang keluar dari tubuh orang mati,padahal ruh itu adalah sebuah makhluk, lalu bagaimana tuan bisa memaksaku untukmengutarakan zat Allah Ta'ala?!!
Atheis: Ke arah manakah Allah sekarang menghadapkan wajahnya? Sebab segala sesuatu pasti memiliki arah?
Abu Hanifah: Jika tuan menyalakan lampu didalam gelap malam, ke arah manakah sinar lampu itu menghadap?
Atheis: Sinarnya menghadap ke seluruh arahdan penjuru.
Abu Hanifah: Kalau demikian halnya dengan lampu yang cuma buatan itu, bagaimana dengan Allah Ta'ala Pencipta langit dan bumi,sebab Dia nur cahaya langit dan bumi.
Atheis: Kalau ada orang masuk ke surga itu ada awalnya, kenapa tidak ada akhirnya?Kenapa di syurga kekal selamanya?
Abu Hanifah: Perhitungan angka pun adaa walnya tetapi tidak ada akhirnya.
Atheis: Bagaimana kita dapat makan dan minum di surga tanpa buang air kecil dan besar?
Abu Hanifah: Tuan sudah mempraktekkanya ketika tuan ada di perut ibu tuan. Hidup dan makan minum selama sembilan bulan, akan tetapi tidak pernah buang air kecil dan besar disana. Baru kita melakukan dua hajat tersebut setelah keluar beberapa saat kedunia.
Atheis: Bagaimana kebaikan surga akan bertambah dan tidak akan habis-habisnya
jika dinafkahkan?
Abu Hanifah: Allah juga menciptakan sesuatudi dunia, yang bila dinafkahkan malah
bertambah banyak, seperti ilmu. Semakin diberikan (disebarkan) ilmu kita semakin berkembang (bertambah) dan tidakberkurang."
Ya! Kalau segala sesuatu sudah ditakdirkan sebelum diciptakan, apa yang sedang Allah kerjakan sekarang?" tanyak Atheis.
"Tuan menjawab pertanyaan-pertanyaan saya dari atas mimbar, sedangkan saya menjawabnya dengan duduk di atas lantai.Maka untuk menjawab pertanyaan tuan, saya mohon tuan turun dari atas mimbar dan saya akan menjawabnya di tempat tuan", pintaAbu Hanifah.
Ilmuwan kafir itu turun dari mimbarnya dan duduk di lantai, kemudian Abu Hanifahbangkit berdiri dan naik ke atas dan duduk dimimbar
"Baiklah, sekarang saya akan menjawab pertanyaan tuan. Tuan bertanya apa pekerjaan Allah sekarang?".Ilmuwan kafir itupun mengangguk.“Ada pekerjaan-Nya yang dijelaskan dan adapula yang tidak dijelaskan.Pekerjaan-Nya sekarang ialah bahwa apabila di atas mimbar sedang berdiri seorang kafir yang tidak berhak seperti tuan, Dia akan menurunkannya seperti sekarang ini,sedangkan apabila ada seorang mukmin dilantai yang berhak, dengan segera itu pula Dia akan mengangkatnya ke atas mimbar,demikian pekerjaan Allah setiap waktu”.Para hadirin puas dengan jawaban yangdiberikan oleh Abu Hanifah dan begitu puladengan orang kafir itu.